Sabtu, 14 Desember 2013

MUSYAWARAH PRAMUKA PENEGAK ATAU MUSYAWARAH AMBALAN

1.      Pengertian
a.     Musyawarah Pramuka Penegak atau musyawarah ambalan adalah suatu forum atau tempat pertemuan bagi Pramuka Penegak warga ambalan sebagai wahana permusyawaratan untuk menampung aspirasi Pramuka Penegak warga ambalan ditingkat gugusdepan.
b.    Hasil Musyawarah Ambalan merupakan bagian dari Rencana Kerja gugusdepan.

2.    Jenis Musyawarah Ambalan
a.     Musyawarah Ambalan
1)    Musyawarah ambalan adalah forum Musyawarah yang diselenggarakan dalam keadaan terpenuhinya korum.
2)    Korum
a)    Korum adalah jumlah anggota atau warga ambalan yang seharusnya hadir dalam Musyawarah ambalan sehingga Musyawarah memiliki keabsahan.
b)    Korum terpenuhi apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota atau warga ambalan yang seharusnya hadir.
b.    Musyawarah Ambalan Luar Biasa
1)    Musyawarah Ambalan Luar biasa adalah Musyawarah yang diselenggarakan antara dua Musyawarah Ambalan karena ada hal-hal yang bersifat khusus.
2)    Musyawarah Ambalan Luar Biasa dilaksanakan atas usul Dewan Ambalan bersangkutan atau usul dari sedikitnya dua pertiga jumlah anggota atau warga ambalan yang seharusnya hadir.

Pelaksanaan Musyawarah Ambalan berdasarkan keputusan gugusdepan.

3.    Penyelenggara
a.     Penyelenggara Musyawarah Ambalan adalah Dewan Ambalan bersangkutan.
b.    Hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaannya diatur oleh penyelenggara dengan persetujuan gugusdepan.

4.    Peserta
a.     Peserta adalah utusan yang mempunyai hak dan kewajiban untuk mengikuti Musyawarah Ambalan.
b.    Peserta Musyawarah Ambalan adalah Dewan Ambalan dan seluruh warga ambalan yang terdiri atas tamu ambalan dan calon penegak.
c.     Ikatan Purna Bakti dapat menjadi peserta apabila mendapat persetujuan dari Ketua Mabigus melalui pembina gugusdepan dan ditetapkan dengan surat keputusan.

5.    Hak Suara dan Hak Bicara
a.     Hak suara adalah hak yang dimiliki masing-masing anggota atau warga ambalan untuk diperhitungkan dalam perhitungan suara bila dilaksanakan pengambilan keputusan. Setiap anggota atau warga ambalan mempunyai satu hak suara.
b.    Hak bicara adalah hak yang dimiliki setiap peserta untuk menyampaikan usul, saran, dan pendapat.

6.    Pimpinan Musyawarah Ambalan
a.     Pimpinan Musyawarah Ambalan adalah peserta yang mendapat fungsi khusus berupa hak dan kewajiban untuk memimpin jalannya Musyawarah sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara berhasil guna dan berdaya guna.
b.    Pimpinan Musyawarah Ambalan selanjutnya disebut Presidium. Personalianya dipilih melalui musyawarah yang dipimpin oleh Dewan Ambalan.





c.     Presidium terdiri atas:
1)    Satu orang dari unsur Dewan Ambalan yang mendapat mandat dari Ketua Dewan Ambalan/Pradana.
2)    Dua orang dari unsur anggota/warga ambalan yang dipilih oleh peserta Musyawarah Ambalan.
d.    Hal-hal yang berkenaan dengan Presidium diatur dalam Tata Tertib Musyawarah Ambalan.

7.    Penasehat Musyawarah Ambalan
a.     Penasehat adalah orang yang memiliki fungsi untuk memberi petunjuk dan saran kepada Musyawarah Ambalan.
b.    Penasehat Musyawarah Ambalan terdiri dari pengurus gugusdepan yang mendapat mandat dari gugusdepan, Pembina dan Pembantu Pembina serta ikatan purna bakti

8.    Acara Musyawarah Ambalan
a.     Acara Musyawarah Ambalan adalah hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai agenda pembahasan dalam suatu Musyawarah Ambalan.
b.    Acara Musyawarah Ambalan sekurang-kuranya harus dilaksanakan sebagai berikut:
1)    Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok atas kebijakan yang dibuat oleh Dewan Ambalan dalam melaksanakan tugas pokok dan rencana kerja.
2)    Evaluasi kegiatan Ambalan selama masa bakti sebelumnya.
3)    Perumusan masukan untuk penyusunan program kerja.
4)    Penyusunan Adat Ambalan.
5)    Pemilihan pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.
c.     Acara Musyawarah Ambalan lainnya dapat diagendakan jika dipandang perlu.

9.    Pengambilan Keputusan
a.     Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Musyawarah Ambalan sehingga didapat keputusan akhir.
b.    Setiap pengambilan keputusan sedapat-dapatnya diperoleh melalui musyawarah untuk mufakat.
c.     Apabila keputusan tidak dapat tercapai melalui musyawarah maka keputusan diperoleh melalui pengambilan suara terbanyak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar